BANGKA SELATAN, aquilaindonesia.com – Calon Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan, mengunjungi Desa Rias, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Kamis (5/9/2024).
Setiba di Desa Rias, Erzaldi bergegas menuju Bendungan Mentukul dimana sebelumnya ia sempat melihat irigasi persawahan yang mengalami masalah tersendatnya aliran perairan sawah.
Dalam lawatan ini, Erzaldi ditemani Mantan Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan, drh. Suhadi, MM, Kepala Desa Rias, Muslim, Ketua dan Anggota Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Bangka Selatan, Ketua Gapoktan Sepakat Jaya Desa Rias dan Anggota UPJA Marga Jaya.
“Kami menindaklanjuti hasil rapat dari KTNA Bangka Belitung waktu rapat rakernas di Bali. Jadi ada beberapa hal yang Insyaallah akan kita tindaklanjuti atas nama KTNA”, ujar Erzaldi.
Erzaldi menjelaskan anggota KTNA merupakan para petani dan nelayan. KTNA Nasional menyikapi program Calon Presiden terpilih Prabowo Subianto berkenaan dengan ketahanan pangan dan untuk di Babel ketahanan pangan harus menjadi perhatian.
Ia melanjutkan, untuk hasil rapat KTNA Babel di Bali tersebut akan dikoordinasikan dengan pihak Dinas Provinsi yang nanti akan diteruskan ke Mentri Pertanian sehubungan dengan program ketahanan pangan khususnya untuk Bangka Belitung.
“Sebagaimana kita ketahui, bahwa ketahanan pangan kita di Bangka Belitung ini perlu menjadi perhatian, karena dulu waktu saya menjabat sebagai Gubernur ada datanya itu, kebutuhan pangan kita ini masih tersuplai dari luar, persentasenya kurang lebih sekitar enam puluhan,” ungkapnya.
Kondisi sekarang ini kata Erzaldi, kebutuhan pangan Bangka Belitung mengalami kenaikan dari persentasenya. Jika sebelumnya Bangka Belitung hanya 60 an persen, namun kini naik menjadi 80 persen dari luar untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Bangka Belitung.
“Kita tidak mau ini terus menerus, justru kita harus mengurangi ketergantungan dari luar karena Provinsi Kepulauan terpisah dari daratan yang luas sehingga sangat rentan, untuk itu kita harus memiliki program ketahanan pangan yang betul-betul dapat mengurangi ketergantungan pangan dari pulau luar, diantaranya adalah beras ini,” ucap Erzaldi.
Beradasarkan survei di lapangan dan hasil informasi yang ia terima, Erzaldi menilai lahan persawahan Desa Rias kurang optimal peruntukannya, padahal bendungan sudah tersedia dan status lahan sudah disertifikat namun masih banyak lahan tidur.
“Sebetulnya ini semua potensi, tetapi ada kekeliruan yang mana banyak lahan-lahan yang berada di sekitar bendungan ini belum tergarap, sementara lahan ini sudah disertifikatkan. Tadinya petaninya ini ketika di tawarkan sertifikat dia bilang mau menggarap, begitu sudah jadi sertifikat, bendungan sudah ada, tidak digarap-garap. ini harus dipertanyakan, biasanya ada perjanjian antara petani dengan pemerintah kalau tidak di garap ada perlakuan, harus ia sewakan atau serahkan untuk ganti rugi,” jelas Erzaldi.
Harapan kedepannya kata Erzaldi, Bangka Belitung harus menjalankan program presiden terpilih, Bangka Belitung harus mampu mengundang investor agar putaran uang tetap berada di Bangka Belitung, hal itu perlu mengingat program makan bergizi gratis dimana dalam porsi tentunya terdapat satu butir telur di tiap menu yang akan dibagikan ke siswa sekolah.
“Bangka Belitung terdapat kurang lebih 300 ribu siswa, itu artinya Bangka Belitung butuh kurang lebih 300 ribu butir telur ayam setiap harinya. Oleh karena itulah investor perlu agar ada perusahaan ayam petelur di Bangka Belitung untuk menyediakan kebutuhan dari program tersebut”, pungkasnya (red)