aquilaindonesia.com – Badai siklon tropis yang ada di daerah laut Natuna dan Pasifik yang hampir mendekati Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyebabkan cuaca buruk dan diperkirakan akan berlangsung hingga 7 Februari 2023 mendatang.
Diprediksi, adanya badai tersebut dapat mengakibatkan sejumlah wilayah di tujuh kabupaten/ kota di Babel terdampak banjir.
Seperti diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Babel, Mikron Antariksa saat ditemui dikomfirmasi, Selasa (31/1/2023) mengatakan pihaknya pun berupaya melakukan antisipasi terutama terkait genangan banjir di sejumlah lokasi rawan.
“Ini di perkirakan karena adanya siklon badai 92/94W, kalau nggak salah namanya,” jelas Mikron.
Akibat cuaca ekstrim ini, menurutnya akan berdampak buruk bagi perekonomian Babel, apabila kondisi cuaca ini tak kunjung membaik juga dalam waktu dekat.
Apalagi diketahui saat ini, penyeberangan transportasi laut sudah dihentikan sementara, lantaran cuaca buruk hingga menciptakan gelombang yang cukup tinggi.
“Tentu saja berakibat ke sektor perekonomian akibat tidak adanya pelayaran,” paparnya.
“Begitu juga masyarakat bermata pencaharian nelayan yang tidak bisa melaut akibat cuaca ekstrim,” ujarnya.
Lanjutnya, Tim BPBD di setiap daerah pun telah siap siaga di beberapa titik lokasi rawan banjir.
Bahkan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan seluruh stakeholder dalam mengantisipasi khususnya di wilayah-wilayah rawan banjir tersebut.
Seperti dari Dinas Pekerjaan Umum siap dengan alat-alat beratnya, juga mereka sudah mengeluarkan body bag untuk menahan air, kemudian dari Taruna Siaga Bencana (Tagana).
“Pada prinsipnya sudah bersinergi ke semua stakeholder, apalagi di backup oleh TNI/ Polri yang notabene saat ini sudah standby mengantisipasi wilayah banjir ini,” kata Mikron.
Pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas ke tempat-tempat wisata terlebih dahulu untuk saat ini.
Akan tetapi, jika memang masih memiliki keinginan untuk berwisata di tengah kondisi cuaca ekstrim seperti ini, pihaknya meminta masyarakat memilih tempat wisata yang memiliki perlengkapan penyelamatan pertama ataupun safety first. (*/dp)