PANGKALPINANG, Aquilaindonesia.com – Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) tampaknya akan menjadi keharusan sebagai energi terbarukan di Indonesia pada masa yang akan datang, sebagai pengganti energi yang dihasilkan dari batubara.
Bahkan, pemerintah pusat melalui Dewan Energi Nasional (DEN) telah mengusulkan nuklir untuk masuk di Kebijakan Energi Nasional, dan akan dicanangkan PLTN bertenaga listrik 8 Giga Watt (GW) pada tahun 2040 dan 2060 nanti unuk 54 GW.
Dan dua tempat yang akan menjadi lokasi pembangunan PLTN sesuai dengan kelayakannya yakni Bangka Belitung (Babel) dan Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).
Di Babel sendiri, diketahui sejak tahun 2021 sudah mulai dijajaki PT ThorCon Power Indonesia.
PLTN berbahan Thorium ini sudah masuk tahap kajian pada rencana lokasi pembangunan di Pulau Gelasa, Kabupaten Bangka Tengah (Bateng).
Namun, PT ThorCon Power Indonesia sendiri tak menutup kemungkinan bahwa peluang untuk cabut dari Babel, dan pindah membangun PLTT di Kalbar, mengingat kesiapannya lebih jauh siap ketimbang Babel.
“Di Kalbar itu, pemerintahnya sudah siap investornya yang belum ada. Di Babel, investornya sudah ada tapi pemerintahnya belum siap,” ungkap Chief Operating Officer PT Thorcon Power Bob S Effendi usai paparan hasil kajian ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel, Rabu (29/3/2023).
Dikatakan Bob, kesiapan itu menyangkut tata ruang yang berubah kemudian dipayungi dengan Peraturan Presiden (Perpres).
“Di Kalbar informasinya sudah berubah semua, walaupun belum jelas siapa yang mau membangun. Makanya, ya kalau disini (Babel) susah, mungkin bisa begitu (pindah ke Kalbar),” tutur Bob.
Hanya saja, diungkapkan Bob, pindah ke Kalbar bukanlah suatu yang diharapkan oleh pihaknya.
Hal ini mengingat sudah dua tahun melakukan kajian dengan tak sedikit dana yang digelontorkan sejak tahun 2021 sebesar Rp 15 Miliar.
“Saya harap enggak ya (pindah ke Kalbar). Karena kami sudah dua tahun melakukan kajian, dan hasilnya sudah positif,” ungkap Bob.
Dibeberkan Bob, PT Thorcon Power sendiri sudah menyiapkan nilai investasi sebesar Rp 17 Triliun untuk membangun PLTT di Pulau Gelasa.
Keseriusan PT Thountuk membangun PLTN berbahan Thorium ini dibuktikan dengan melakukan kajian-kajian seperti kajian ekologi serta dampak lingkungan sekitar.
“Sebagai investor kami siapkan Rp 17 triliun nilai investasinya dan berharap pemerintah daerah bisa memfasilitasi apa-apa yang mesti diubah dalam persiapan pembangunan PLTT pada tahun 2030 nanti. Hal ini dilakukan dalam rangka persiapan kekuatan engeri listrik nasional,” imbuhnya.
Kajian yang dilaksanakan akan dikuatkan kembali lewat sebuah dokumen proposal untuk dipelajari kembali oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).
Usai lebaran, lanjut Bob, PT ThorCon Power Indonesia akan membangun sebuah labortarium yang akan menjadi cikal bakal pabrik bahan bakarnya dan laboratorium berkerjasama dengan ITB.
“Saat ini sudah ada dua kontener sebagai Laboratorium yang nantinya kedepan akan dibangun pabrik baru kita mengelola monazite dan yang lainnya,” jelasnya
Ia juga menyebutkan untuk pabriknya sendiri tidak ada di darat melainkam akan berada di tengah laut, jadi bentuknya seperti kapal.
“Saat ini pabrik itu sedang dibangun di Korea Selatan lalu ditarik. Thorcon yakin dengan batas waktu yang diberikan pemerintah kita akan mulai terlaksana pada 2032 nanti,” tandasnya. (*)
Aquilaindonesia.com : Dwi Putra
Editor : Dwi Putra