Oleh: Agus Ismunarno Cakraputra
Wartawan Utama
AQUILA Media Group
PANGKALPINANG, aquilaindonesia.com – Di suatu sudut Pangkalpinang, di depan AQUILA Cafe dan Apotek SEJAHTERA di Jalan Cut Nya Dhien (Belakang Kantor PT Timah Tbk) Kampung Opas, Pangkalpinang tampak jembatan kecil ambles oleh retakan. Bukan hanya retakan biasa — tetapi erosi air hujan yang mulai merobek badan jalan aspal sekitar satu meter. Dinding saluran air mulai rapuh, hampir menyerah kecuali ada tangan cepat yang merawatnya.

Kekhawatiran muncul: bisa jadi hujan deras dan debit air berlebih akan memperparah kerusakan. Bayangkan saja, jalan ini adalah akses strategis menuju Pelabuhan Pangkalbalam, dilalui truk barang, kendaraan Pertamina, CPO — infrastruktur kritis bagi arus ekonomi kota.
Ketika laporan itu disampaikan melalui WhatsApp kepada Sekda Kota Pangkalpinang Ir. Mie Go, S.T., M.Si. , Kepala Dinas PUPR M. Agus Salim, S.T. , dan Walikota terpilih Prof. Udin, sesuatu terjadi: respon cepat bukan lagi wacana, melainkan tindakan.

Hanya dalam tiga hari, saluran air, jembatan kecil, dan badan jalan aspal berhasil diperbaiki. Tidak hanya sejajar dengan kondisi semula — dinding saluran di sepanjang titik yang rusak ikut diperbaiki. Jalan kembali layak dilalui, aman bagi semua pengguna, terutama bagi kendaraan berat yang sering melintas ke Pelabuhan Pangkalbalam.
Mengapa ini penting? Karena pelayanan publik bukan sekadar memenuhi janji formal; ia adalah melindungi warga dari bahaya nyata, menjaga arus ekonomi, dan memprioritaskan kebutuhan warga tanpa menunggu tekanan publik. Walau APBD Kota Pangkalpinang sedang mengalami defisit yang signifikan, para pemimpin ini memahami bahwa bahaya di jalan yang rusak juga adalah kerugian — secara fisik, moral, dan ekonomi.
> “Responsif bukan sekadar menanggapi, tetapi mencegah kerusakan yang lebih parah sebelum menjadi bencana,”
kata seorang ibu muda di Kampung Opas sambil mengamati pekerja yang membetulkan dinding saluran.
Apresiasi Terpaut Harapan
✅ Kepada Sekda Mie Go, yang biodatanya mencerminkan seorang teknokrat; lahir di Sungailiat 7 Januari 1973, pendidikan Teknik Sipil di STTNAS Yogja dan Magister Administrasi Publik UNSRI — kombinasi keahlian dan kepemimpinan yang nyata bermanfaat bagi Pangkalpinang.
✅ Kepada Kepala Dinas PUPR, M. Agus Salim, yang menunjukkan bahwa jabatan bukan hanya gelar formal, melainkan tanggung jawab meluruskan infrastruktur demi keselamatan dan keberlanjutan.
Dalam irama pemerintahan di tempat lain yang kadang terasa lamban, sinyal seperti di Kota Pangkalpinang ini membangkitkan harapan: bahwa di tengah kekurangan anggaran, prioritas tetap bisa ditempatkan di titik yang paling berdampak bagi masyarakat luas.
Pelayanan Publik yang Layak Dijunjung
Peristiwa di Kampung Opas ini bukan hanya soal jalan rusak. Ia adalah refleksi dari pemimpin yang pro‐aktif dan pro‐masyarakat. Kepemimpinan yang tak menunggu bencana tapi mengambil langkah sebelum tragedi datang. Pelayanan publik pun seharusnya selalu demikian: bukan menunggu suara besar, tapi mendengar kegelisahan kecil di tengah hujan.
Kita angkat topi buat Sekda Mie Go dan Kadis PUPR Agus Salim — atas kecepatan tangan dan hati yang merawat Pangkalpinang. Respon gercep ini diharapkan menjadi model kepemimpinan reguler yang merespons, melindungi, dan membangun kepercayaan publik. Semoga!






