Oleh: Agus Ismunarno Cakraputra
Wartawan Utama AQUILA Media Group
*)The Journey of Life Series
DI ANTARA riuh Jakarta yang menyalakan ambisi dan sorotan kamera, ada satu wajah yang sering muncul di balik podium: senyum ramah, nada suara teratur, dan mata yang berusaha tegar. Namanya Billy Mambrasar — seorang anak dari tanah laut Papua yang berlayar jauh, dari Biak sampai Harvard. Tapi di balik setiap gelar yang disematkan padanya, ada pertanyaan yang mungkin masih menggantung: apakah ia sudah sampai di pantai pulangnya?
Billy tumbuh di antara debur ombak dan aroma asin laut Pasifik. Laut baginya bukan sekadar bentang air, melainkan kitab terbuka yang mengajarkan keseimbangan — tentang memberi dan menerima, tentang waktu menunggu angin sebelum berlayar. Di sanalah ia mengenal makna kerja keras, bukan dari teori ekonomi, tapi dari melihat ayahnya yang nelayan melawan gelombang demi sesuap nasi.
Suatu hari, laut mendorongnya pergi. Ia terdampar di kota-kota besar, menjejaki universitas-universitas dunia, hingga sampai ke Harvard. Tapi di sana, di tengah salju dan cahaya lampu laboratorium, Billy mulai rindu pada kesunyian yang hanya dimiliki tanah Papua: rindu pada aroma tanah basah setelah hujan, rindu pada tawa anak-anak yang bermain di muara.
Orang menyebutnya “anak Papua pertama di Harvard”. Julukan yang membanggakan, tapi juga membebani. Karena di balik gelar itu, ia tahu bahwa setiap langkahnya sedang disorot oleh ribuan mata dari negerinya sendiri — apakah ia masih setia pada tanah asal, atau sudah menjadi bagian dari dunia yang terlalu tinggi untuk dijangkau rakyatnya.
Ketika Presiden Jokowi kemudian memanggilnya, memberi tugas sebagai Staf Khusus, dan dunia politik mulai membingkainya sebagai simbol keberhasilan, Billy berada di persimpangan baru: antara menjadi suara rakyat, atau menjadi bagian dari mesin negara yang sering kehilangan telinga. Ia memilih bertahan — mencoba mengajar, membangun jaringan pendidikan, membina wirausaha muda, menyampaikan ide-ide inovasi dari bawah. Tapi ia tahu, kerja sunyi itu tak selalu mendapatkan tepuk tangan.
Lalu datang masa baru — Presiden Prabowo memberi ruang baginya untuk melanjutkan tugas pengembangan SDM muda Indonesia Timur. Namun kali ini, Billy terlihat lebih tenang, lebih dewasa. Mungkin karena ia sudah belajar dari gelombang: bahwa tak semua kapal harus berlabuh cepat. Beberapa justru harus berlayar lebih lama agar tahu ke mana arah angin jiwanya.
Barangkali itulah perjalanan Billy Mambrasar yang sesungguhnya — bukan sekadar kisah anak Papua yang berhasil, tapi kisah manusia yang sedang mencari arti dari kata pulang.
Pulang ke dirinya sendiri, setelah berkelana jauh membawa nama bangsanya. Semoga!

Profil Billy Mambrasar
Nama lengkap: Gracia Billy Mambrasar
Lahir di Serui, Kepulauan Yapen, Papua, 17 Desember 1988.
Keluarga: sederhana — ibunya penjual kue di pasar, ayahnya guru honorer.
Pendidikan:
S1 di Institut Teknologi Bandung (ITB).
S2 di Australian National University (ANU).
S2 juga di Harvard University (dimulai sekitar Juni 2020) untuk bidang Pembangunan Manusia & Psikologi.
Merencanakan studi S3 di Universitas Pennsylvania lewat beasiswa LPDP, mulai sekitar Januari 2023.
Karier & Aktivitas:
Pendiri Papua Muda Inspiratif (PMI), yang kemudian berkembang ke Kitong Bisa. PMI bergerak dalam pendidikan, pemberdayaan pemuda, usaha sosial di Papua.
Tahun 2019, Billy dilantik menjadi Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Stafsus Presiden) bidang Inovasi, Pendidikan, dan Daerah Terluar.
Salah satu tugas yang pernah dia lakukan adalah mendukung kampanye “All Eyes on Papua,” memberikan rekomendasi tentang pelibatan masyarakat adat, perlindungan hutan, pembangunan yang adil di daerah terluar.
Juga aktif dalam program petani milenial dan pengembangan ekosistem wirausaha muda di Papua; menyambangi petani milenial di Konawe Selatan untuk memperkuat ekosistem pertanian dan koneksi ke lembaga-pendukung.
Di penghujung Agustus 2024, Billy menerima Satyalencana Wira Karya dari Presiden Jokowi, sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi dalam inovasi, pendidikan, pembangunan di Papua.
Obama / Program Internasional:
Pada September 2025, Billy Mambrasar terpilih sebagai perwakilan Indonesia dalam Obama Fellowship 2025.
*) The journey of life series- adalah tulisan serial berbagai tema oleh penulis, pasca 65 Th Kelahiran (15 Agustus 1960), 35 Th Berkarya sebagai Insan Pers Indonesia dan 25 Th Berkarya Jurnalistik di Babel.
#Presiden #Prabowo #Jokowi #Papua #Harvard #Billymambrasar






