Saat Ee Bang Udin Cece Dessy Pacak Pimpin Pangkalpinang

oleh -Post Views 11

Oleh: Agus Ismunarno Cakraputra
Pemimpin Redaksi AQUILA Media Group

*Catatan Wartawan Utama (Pengantar dari Beberapa Tulisan):

“Inilah panggilan untuk membangun bersama—menyatukan aspirasi dan memberi wajah baru bagi Pangkalpinang yang lebih manusiawi.”

 

D`I PANGGUNG kontestasi Pilwako Ulang 2025, terdengar gema keyakinan saat Prof. Saparudin dan Dessy Ayutrisna menerima rekomendasi dari DPP PDI‑Perjuangan pada 22 Juni 2025. Sebuah mandat simbolis yang lahir dari proses politik panjang: “kombinasi ideal yang mewakili harapan masyarakat dan menjanjikan masa depan baru”.

Visi dan Misi: Kekuatan Akademik dan Kemanusiaan

Prof. Saparudin, simbol akademisi, membawa semangat pemerintahan konstitusional. Ia ingin mencetak perubahan nyata, tak hanya berdasar teori, tapi pada praktik kehidupan di jalanan dan lorong rakyat, di Kota Pangkalpinang.

Bersama Prof Saparudin, Dessy Ayutrisna—anggota DPRD Babel yang mendengarkan suara rakyat melalui reses—menegaskan perhatian terhadap kebutuhan dasar masyarakat: di antaranya jalanan yang layak, penerangan yang cukup, air bersih untuk setiap keluarga serta kesejahteraan lahir batin warga Pangkalpinang.

Dessy adalah isteri M. Irwansyah, Mantan Walikota Pangkalpinang. Ia tentu selama lima tahun mendampingi suami mendengar dengan hati yang seksama harapan warga Pangkalpinang, apalagi tatkala ia menjadi wakil rakyat Babel perwakilan Pangkalpinang. Sebagai menantu Mantan Walikota Pangkalpinang Sofyan Rebuin, kemudaan Dessy menjadi paket lengkap untuk bersama Prof Saparudin memimpin Pangkalpinang.

Agenda “Kampanye”: Soliditas dan Chemistry

Pada 27 Juni 2025, mereka hadir di KPU dengan senyum percaya diri. Bukan hanya sekadar hadir, tetapi menunjukkan kekompakan—chemistry kuat yang terjalin lewat komunikasi intens, menjadi pondasi kampanye mereka.

Dessy menegaskan bahwa panggilan ini bukan keputusan sembarangan, tapi bagian dari amanah sosial dan spiritual: “Raih rahmat Allah… tugas untuk kebaikan Kota Pangkalpinang, terutama wanita, anak-anak, lansia”.

Koalisi partai politik pendukung Udin-Dessy kuat: PDIP didukung PKB, Demokrat, PPP, PAN, dan PKN—menjadi mesin politik yang bergerak hingga akar. Dukungan parpol adalah jembatan dalam membawa harapan masyarakat.

Tahapan persiapan matang — pada 30 Juni, mereka menjalani tes kesehatan sebagai bentuk kesiapan formal dan komitmen konkret.

Survei dan Elektabilitas: Wajah Baru di Tengah Peluang

Meskipun belum banyak survei publik, keyakinan partai terlihat jelas: penetapan melalui mekanisme berjenjang, survei internal, dan masukan struktur partai menjadi dasar kuat pemilihan pasangan ini.

Ratusan kader dan ribuan simpatisan disiapkan turun; mesin partai digerakkan “sampai akar rumput”—menggambarkan optimisme bahwa kombinasi akademisi dan figur perempuan berpotensi menggetarkan suara rakyat.

Dari Laboratorium ke Lorong Kota

Di tengah keraguan massa lantaran Pilkada sebelumnya dikuasai kotak kosong, Prof. Saparudin–Dessy muncul sebagai jembatan aspirasi. Mereka berbicara tentang keadilan nyata, bukan hanya angka statistik; pembangunan nyata, bukan foto di baliho; dan demokrasi konstitusional—yang meresap sampai ke rumah warga.

Mereka hadir bukan untuk mengklaim tawa atau popularitas, tapi untuk menyemai harapan berkelanjutan. Dengan akar akademik, semangat kemanusiaan dan semangat kewanitaan mereka ingin membuktikan bahwa perubahan bermula dari penyerapan hakikat aspirasi dan pemenuhan kebutuhan dasar—tanpa jargon kosong.

“Ketika suara rakyat menjadi dasar, dan tindakan menjawabnya nyata, di sanalah demokrasi sejati tumbuh.” Semoga!

Tinggalkan Balasan