Oleh: Agoes Tjakraningrat
Garda Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika
HANYA SATU hari menjelang pencoblosan Pemilu 2019 Serentak, jurnalis independen asal Amerika Serikat Allan Nairn membuka sebuah dokumen notulensi rapat di rumah Prabowo di Jalan Kartanegara Nomor 4, Jakarta Selatan pukul 21.00 hingga 23.15 WIB.
Laporan Allan Naim dalam blognya itu menyebutkan strategi Prabowo Subianto dalam melumpuhkan HTI, FPI dan JAD serta memahkan musuh dalam koalisinya seperti PKS dan Demokrat serta dendam pribadinya dengan Susilo Bambang Yudhoyono.Prabowo kalau menang pada pilpres 2019.
Laporan ‘Notulensi Rapat Tertutup Prabowo Subianto dan Tim’ itu membuktikan Prabowo Subianto bisa menghalalkan segala cara untuk menunjukkan kekuasaannya baik kepada koalisinya maupun musuh pribadinya.
Rapat dihadiri tokoh ring satu Prabowo termasuk Fadli Zon dan Arief Poyuono membahas isu-isu strategis.Menghadapi isu khilafah rapat menunjuk Mayjen TNI (Purn) Arifin Seman sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dengan agenda penyerangan ke lawan politik dan pelumpuhan HTI, FPI, JAD, dan lain-lain,” beber Allan dalam tulisannya.
“Tugas BIN meningkatkan dominasi Gerindra dalam pemerintahan: PKS dan Partai Demokrat akan digembosi melalui kasus korupsi” lanjut Allan.
Arief Poyuono, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra mengungkapkan, “Akan kami laporkan dan meminta polisi untuk menangkap Allan Nairn. Dia bikin hoaks di Indonesia,” kata Arief.
Arief membeberkan bukti transfer sekitar US$2 juta ke rekening Allan di DBS Bank, Singapura yang disebutnya sebagaiai bayaran kepada Allan untuk kampanye hitam dan fitnah terhadap Prabowo dan TNI.
Allan sebagaimana diberitakan cnnindonesiari sudah membantah tudingan Arief. Di akun twitternya, @AllanNairn14, Allan menyebut tim Prabowo mengirim ke pers nota palsu bank Singapura berisi transfer duit US$2 juta kepada dirinya.
Allan menulis, “Saya anggap ini konfirmasi diam-diam Prabowo bahwa laporan itu akurat dan dia berusaha keras untuk mendiskreditkannya” (*)