Saya tidak ingin bertanya lebih lanjut. Apalagi jalan berkelok-kelok dan bertangga banyak. Jawaban itu saja sudah sangat menarik.
Di gerbang area Etnologi kami diterima oleh Padre Mapelli yang bertanggungjawab atas departemen Etnologi. Beliau pernah dua kali ke Indonesia untuk mengurus Taman Borobudur ini. Pak JK merasa senang melihat Stupa Borobudur dan Patung Buddda berukuran besar berdiri di ruang khusus beratap kaca. Di replika Borobudur yang dihadiahkan ke Vatikan sekitar sepuluh tahun lalu kami berdiri sejenak.
Pak JK berkomentar: Menarik. Di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, referensi budaya dan turisme adalah Borobudur, milik agama Buddha. Di India yang mayoritas penduduknya memeluk agama Hindu, referensi budaya dan turismenya adalah Masjid Raya Taj Mahal. Kami senyum dan mengangguk sepakat. Terus saya menyambung: Luar biasa Pak. Itu artinya orang tidak lupa akan sejarah.
Simbol Toleransi Agama.
Museum Vatikan adalah salah satu Museum ternama dan terbesar di dunia. Sebenarnya nama asli bahasa Italia “Musei Vaticani”. Dalam bentuk jamak. Artinya di dalam Musum itu ada banyak Museum dengan berbagai obyek bersejarah sepanjang duaribuan tahun.
Sebelum masa pandemi covid-19, jumlah pengunjung bisa sampai enam juta per-tahun. Jadi Borobudur sudah menjadi obyek kekaguman banyak orang.