PANGKALPINANG, aquilaindonesia.com – Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Ridwan Djamaluddin, mengadakan pertemuan bersama stakeholder di bidang kesehatan yang diadakan di Rumah Dinas Gubernur Babel, hal ini dilakukan sebagai upaya menjamin kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat, pada Minggu (5/2/2023) kemarin.
Pertemuan dihadiri Direktur Utama (Dirut) RSUD Dr (H.C) Ir Soekarno Babel, dr. Ira Ajeng Astried, Direktur UPTD RSJD Babel, dr. Ria Agustine, Kepala Dinas Kesehatan Babel, Andri Nurtito dan Kepala Badan Keuangan Daerah (Bakuda) Babel, M. Haris AR.
Seperti diungkapkan Dirut RSUD Ir Soekarno Babel, Ira, memaparkan permasalahan yang dihadapinya, antara lain akses rumah sakit yang dirasa sulit ditempuh, meskipun rumah sakit ini tipe B, masyarakat Babel jarang menjangkau rumah sakit ini.
“Kalaupun ada pasien yang datang, pasti rumah sakit lain tidak sanggup. Kami juga merasa kekurangan ruang ICU, karena pasien yang datang ke RSUP cenderung memang pasien kritis,” ungkap dr Ira di Pangkalpinang.
Pada kesempatan yang sama, Direktur UPTD RSJD Babel, Ria, memaparkan bahwa di RSJD terjadi keterbatasan sumber daya manusia, hal ini semakin dirasakan ketika salah satu terapis wicara berpindah tugas.
“Kami juga mau menyampaikan persoalan nama rumah sakit, karena sampai saat ini RSJD belum ada namanya. Kami sudah konsultasikan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes), lalu diarahakan bersurat ke provinsi hingga ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Tapi sampai sekarang belum tau wewenangnya siapa untuk memberikan nama rumah sakit,” ulasnya.
Mendengar permasalahan ini, Pj Gubernur Ridwan memberi tanggapan, yaitu untuk penambahan kapasitas ICU, Pj Gubernur berupaya untuk berproses ke Kemendagri RI dan DPRD agar dapat melakuakan Pergeseran anggaran mndahului.
Selain itu, Pj Gubernur menginstruksikan untuk membuat proposal agar melibatkan pihak ketiga, sehingga tidak perlu menggunakan dana APBD.
Menanggapi permasalah ini, Kepala Dinas Kesehatan, Andri, turut memberi saran terhadap permasalahan RSUP, yaitu dengan memanfaatkan periklanan.
Karena dengan ditetapkannya RSUP sebagai rumah sakit tipe B, ada kelebihan RSUP yang tidak dimiliki rumah sakit lain, seperti kateterisasi jantung, endoscopy dan colomoscopy, perawatan kecantikan dengan laser CO2 fractional, serta intervensi nyeri.
Selanjutnya untuk RSJD, Pj Gubernur Ridwan segera bersurat untuk memenambah SDM. Bukan dari segi kuantitas tapi kualitas. Sehingga yang dibutuhkan adalah tenaga profesional di RSJD.
“Kondisi ini tidak mudah. Tapi jangan menyerah, perbaiki, fokus prioritaskan mana dulu yang harus dikerjakan. Baru, satu-persatu diselesaikan,” pungkasnya. (*/real)