Ridwan Djamaluddin Tepis Kabar “Calon Jadi” Susupi Lelang Jabatan

oleh -

PANGKALPINANG, aquilaindonesia.com – Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Ridwan Djamaluddin, ternyata mengetahui langsung kabar yang beredar, terkait lelang atau seleksi jabatan untuk tiga posisi kepala dinas/ biro dan satu direktur RSUP Ir Soekarno di lingkungan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung (Pemprov Babel) disusupi isu “calon jadi”.

RD-begitu dikenal, langsung menepis kabar miring yang telanjur ramai di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) tersebut.

Diketahui sejak dibuka lelang jabatan pada 27 Januari 2023 lalu, diantaranya Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan Olahraga (Disparbudkepora), Biro Hukum Sekretariat Daerah (Setda) Pemprov Babel dan Direktur RSUD Ir Soekarno.

“Open bidding jabatan tetap berjalan sesuai kaedahnya tanpa ada calon jadi yang ramai diisukan,” kata Ridwan kepada awak media usai Rapat Paripurna Pelantikan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Babel, Senin (6/2/2023).

“Tidak ada istilah calon jadi, enggak ada itu! Kita fair saja,” tegasnya.

Menurutnya, hingga saat ini proses pendaftaran lelang jabatan empat posisi tersebut masih terbuka sampai waktu terakhir pendaftaran pada 10 Februari 2023 mendatang.

“Pastinya kami berharap pejabat yang terbaik lah yang akan terpilih,” sebutnya.

Namun diakuinya, ia sendiri mempunyai kriteria sendiri bagi pejabat yang akan memimpin organisasi perangkat daerah (OPD) tersebut.

“Saya pribadi, saya perlu kekuatan karakter, perlu pemimpin yang bagus, inovatif dan berani berlari cepat, serta jangan terlalu business as usual (hanya berjalan seperti biasanya,” paparnya.

Posisi pemimpin RSUP Ir Soekarno sendiri menjadi perhatian khusus bagi dirinya.

Dan hal itu pun sudah didiskusikan berkenaan dengan peningkatan pelayanan di rumah sakit milik Pemprov Babel seperti menambah kapasitas ruang ICU, menyelesaikan pengadaan radiotherapy hingga penataan sumber daya manusia (SDM) terkhusus mengurusi peralatan canggih rumah sakit.

“Sudah didiskusikan, untuk orangnya tidak sulit. Namun fokus kami bagaimana meningkatkan kualitas layanan,” terang Ridwan.

“Juga butuh SDM selevel pakar dan teknisi yang khusus ngurusin alat canggih rumah sakit ini, jangan sampai alat yang canggih ini sedikit-sedikit rusak,” pungkasnya. (*/fun)

Tinggalkan Balasan