Sakura yang Gugur: Renungan dari Jerat Narkoba Fariz RM

oleh -Post Views 21
Terlibat kasus narkoba, Musisi Fariz RM terancam hukuman seumur hidup dan denda 10 Miliar. Foto: istimewa
Terlibat kasus narkoba, Musisi Fariz RM terancam hukuman seumur hidup dan denda 10 Miliar. Foto: istimewa

Oleh: Agus Ismunarno Cakraputra

Pemimpin Redaksi AQUILA Media Group

“Terlambat untuk berdusta, terlambatlah sudah…
Menipu sanubari tak semudah kusangka…”
— Fariz RM, Sakura

LAGU SAKURA itu pernah menjadi senandung cinta generasi 80-an. Dalam balutan melodi yang lembut dan syair yang puitis, Sakura adalah karya abadi dari seorang seniman bernama Fariz Rustam Munaf.

Ia bukan sekadar musisi—ia adalah penyair dalam nada, pencipta ruang batin dalam irama. Namun, seperti sakura yang tak abadi mekar, perjalanan Fariz kembali luruh.

Di usia senjanya, ia kembali harus menapaki ruang sidang dan menghadapi jerat hukum akibat narkoba. Narkoba menjerat Fariz RM untuk keempat kalinya, dalam hidup yang telah penuh warna dan duka.

Musisi, Mimpi, dan Malam-Malam Tanpa Cahaya

Pada sidang perdana yang digelar Kamis, 5 Juni 2025, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Fariz RM didakwa atas dugaan kepemilikan dan transaksi narkoba jenis sabu dan ganja.

Ia dijerat tiga pasal dari UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang mengancamnya dengan hukuman penjara seumur hidup dan denda hingga Rp10 miliar.

Dalam sidang kedua, 19 Juni lalu, Fariz tampak letih. Bukan karena umur semata, tapi karena luka yang tak tampak: luka spiritual, luka eksistensial.

Kepada media, ia berkata pelan, “Saya menyerahkan sepenuhnya dan percaya pada para hakim… dan pada Tuhan.”

Kata-kata itu tak sekadar pernyataan hukum, melainkan refleksi jiwa yang mungkin telah melewati badai, dan kini berdiri pasrah di tepi sunyi.

Kisah yang Terulang, Pelajaran yang Belum Dihafal

Ini bukan kali pertama Fariz RM terseret kasus serupa. Tahun 2007, 2015, dan 2018 menjadi catatan hitam dalam perjalanan hidupnya.

Kini, di tahun 2025, nama Fariz kembali menghiasi media massa, bukan karena karya, tapi karena kasus.

Apakah ini hanya kisah tentang selebritas yang jatuh? Atau lebih dalam dari itu: potret bangsa yang gagal menjaga jiwanya?

Fariz bukan sekadar individu. Ia adalah simbol zaman. Ia mewakili generasi yang pernah jaya, pernah memberontak, dan kini tua bersama luka-lukanya.

Dalam kisahnya, kita membaca bukan hanya kronologi kriminal, tapi juga ratapan kemanusiaan.

Narkoba: Jalan Sunyi yang Menyesatkan

Narkoba bukan cuma soal zat. Ia adalah cerita tentang pelarian. Tentang manusia yang lelah menjadi dirinya sendiri. Tentang pencarian kedamaian yang salah alamat.

Ia menjanjikan pelipur, tetapi menyisipkan racun dalam pelukannya.

Generasi muda hari ini perlu lebih dari sekadar slogan “say no to drugs”. Mereka perlu narasi. Mereka perlu kesaksian.

Mereka perlu melihat bahwa bahkan seorang Fariz RM pun—dengan segala kejayaan dan kekayaan estetikanya—bisa runtuh bila tak kuat menahan gelombang kesepian dan kekosongan makna.

Masih Ada Jalan Pulang

Namun, sebagaimana hidup, selalu ada ruang bagi pertobatan. Kita tidak perlu mengutuk Fariz. Kita tidak perlu mengusirnya dari panggung sejarah.

Kita cukup belajar darinya. Bahwa manusia bisa jatuh, berkali-kali. Tapi ia belum gagal, selama ia masih ingin bangkit.

Fariz RM mungkin kini berhadapan dengan hukum dunia. Tapi lebih dari itu, ia sedang berhadapan dengan dirinya sendiri. Dengan Tuhan yang tersembunyi dalam sunyi. Dengan jiwa yang meminta sembuh.

Biarlah kisah ini menjadi peringatan, sekaligus undangan bagi siapa pun yang sedang tergoda narkoba. Bahwa hidup ini terlalu sakral untuk dibunuh pelan-pelan oleh candu. Bahwa jiwa ini terlalu agung untuk dibarter dengan ilusi.

Sebuah Harapan

Kasus Fariz RM memanggil kembali jiwa-jiwa muda, jurnalis, seniman, dan siapa pun yang mencintai kehidupan: mari kita jaga bangsa ini dari dalam.

Bukan hanya dengan hukum, tapi juga dengan cinta. Dengan narasi. Dengan kesaksian hidup.

Kita doakan Fariz RM—semoga ia sungguh pulih, bukan hanya secara hukum, tapi juga secara batin. Dan semoga Sakura yang gugur ini menjadi benih kesadaran baru bagi generasi yang akan datang.

> “Perlahan dan pasti, daku kan melangkah menuju damai jiwa…”
— Fariz RM, Sakura.

Semoga!

Siapakah FARIZ RM?

DI TANAH AIR yang riuh oleh musik dan perubahan zaman, lahirlah seorang pencari suara yang tak hanya menggubah lagu, tetapi juga menyulam jiwa dalam denting nada.

Namanya Fariz Roestam Moenaf — yang oleh sejarah dan hati publik lebih akrab disapa Fariz RM.

Lahir pada 5 Januari 1959, ia adalah anak dari keberagaman: darah Belanda, Betawi, dan Minangkabau mengalir dalam dirinya — perpaduan yang menjelma jadi alunan musik lintas warna, lintas rasa.

Ia bukan hanya musisi, tetapi penjelajah sunyi, perenung diam yang memetik harmoni dari antara kegelisahan dan keindahan.

Karyanya seperti Barcelona, Sakura, dan banyak lagi, tidak sekadar lagu pop masa muda — ia adalah pintu ke nostalgia kolektif, juga cermin dari kebebasan berkarya yang lahir di tengah keterbatasan zaman.

Ia seperti rajawali di cakrawala musik Indonesia, terbang tinggi di antara badai industri, tetap menjaga jati diri, walau sesekali harus singgah dalam luka dan kontroversi.

Namun seperti sajak Rendra tentang rajawali, Fariz RM tetaplah “pacar langit” — tak bisa dikurung oleh sangkar besi masa lalu, karena langit selalu memanggilnya untuk kembali terbang, membawa nada-nada harapan baru bagi mereka yang mendengarnya dengan hati.

> Dalam hidupnya, Fariz RM pernah jatuh oleh narkoba — bukan karena ia lemah, tapi karena langit kadang mengizinkan kita menyentuh tanah agar kita belajar terbang dengan lebih jujur.

Dan dari sanalah kita tahu: bahkan rajawali pun bisa terluka, namun ia tetap tidak sudi menjadi burung nuri.

Ia menanti waktunya — untuk mengepak kembali, lebih tinggi, lebih sunyi, lebih berarti. Amin!

Agus Ismunarno Cakraputra adalah wartawan utama, pendiri/pemimpin redaksi lima media di empat provinsi dan pimpinan media (1993-2022) di 5 provinsi. Kini, CEO/Pemimpin Redaksi AQUILA Media Group.

*/karya dialogal bersama ai
*/Foto-foto; fariz_rm_people_official

#bnn #bnnp #narkoba #musisi #musisi indonesia #selebriti #youth

Tinggalkan Balasan