aquilaindonesia.com – BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID, atau Mining Industry Indonesia, yang beranggotakan PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), PT Timah Tbk dan PT Vale menyerahkan Program Kolaborasi CSR Grup MIND ID Pengembangan Potensi Minyak Atsiri kepada Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, di Gedung Mahligai Rumah Dinas Gubernur Bangka Belitung, Kamis (26/1/2023).
Penyerahan CSR ini turut dihadiri Komisaris Utama MIND ID Doni Munardo beserta jajaran komisaris lainnya, jajaran Direksi Anggota MIND ID komisaris Utama PT Timah Tbk, Alfan
Baharudin beserta jajaran direksi dan komisaris MIND ID Grup dan Dewan Atsiri Indonesia.
Bantuan CSR ini diserahkan secara simbolis oleh perwakilan dari anggota MIND ID Grup kepada Gubernur Bangka Belitung, Ridwan Djamaluddin yang disaksikan oleh Komisaris Utama.
Bantuan berupa enam paket program Kolaborasi CSR Grup MIND ID Pengembangan Potensi Minyak Atsiri kepada Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini berupa satu unit mesin mesin penyuling (distilasi) kapasitas satu ton, instalasi dan pelatihan, pembangunan tempat mesin penyulingan, gudang penyimpanan, motor gerobak dan modal kerja.
Program pengembangan minyak atsiri ini merupakan salah satu implementasi pendekatan ekonomi sirkular yang dijalankan MIND ID Grup. MIND ID Grup mendorong potensi pohon sapu-sapu di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk dikembangkan menjadi minyak atsiri.
Komisaris Utama MIND ID Grup, Doni Munardo mengatakan program pengembangan minyak atsiri ini merupakan langkah MIND ID Grup untuk mendorong ekonomi baru bagi masyarakat Bangka Belitung dengan memanfaatkan potensi alam yang dimiliki.
Menurutnya, potensi pohon sapu-sapu yang ada di Bangka Belitung tidak dimiliki daerah lain. Sehingga pihaknya mendorong direksi MIND ID bersama anak usahanya untuk melakukan kolaborasi kepada Pemerintah Daerah. Minyak atsiri juga diketahui menjadi salah satu komoditas perdagangan dunia yang memiliki pangsa pasar cukup luas.
Masyarakat di sekitar tambang diharapkan dapat memiliki nilai tambah dari pengembangan pohon sapu-sapu menjadi minyak atsiri ini. Sehingga nantinya pasca tambang masyarakat bisa tetap sejahtera.
“Kita merancang sebuah program yang berkelanjutan sebagai program pasca tambang salah satunya reklamasi dengan tanaman tertentu, yakni pohon sapu sapu. Karena setelah kita tinjau, banyak didapati di sini apalagi di Pulau Belitung. Nah, kita akan manfaatkan itu dengan memfasilitasi pelatihan dan pendampingan hingga alat-alat penyulingan untuk memproduksi minyak atsiri dari pohon sapu-sapu yang memiliki nilai ekonomisnya tinggi,” tambahnya.
Dalam melaksanakan proses bisnisnya MIND ID Group menjaga keseimbangan eksosistem dan melakukan pemberdayaan masyarakat sehingga bisa memberikan dampak ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat.
“Kami menginginkan program yang disampaikan ini bisa berkelanjutan dan masyarakat di sekitar tambang tidak hanya hidup dari sektor pertambangan tapi juga mendapatkan manfaat ekonomi dari sektor lainnya sehingga bisa memberikan nilai tambah bagi masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Dany Amrul Ichdan mengatakan program pengembangan atsiri akan membentuk ekosistem baru dalam pendekatan ekonomi sirkular yang dijalankan MIND ID Grup.
Ia menyebutkan, dalam konsep ekonomi sirkular Industri pertambangan semua aset tambang, hasil tambang dan pasca tambang harus bisa termonitasi, terkapitalisi dan terutilisasi dengan baik sehingga bisa memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
“Program minyak atsiri di Babel menjadi role model yang mengintegrasikan tiga prioritas TJSL dan CSR sesuai dengan Permen BUMN no 5 tahun 2021 yakni lingkungan hidup, peningkatan kualitas SDM dan mitra binaan naik kelas,” jelasnya.
Hal ini kata dia, sejalan dengan suistan pathway MIND ID dimana tidak hanya korporasi yang sustainable tapi juga masyarakat sustainable. Mendukung produktivitas masyarakat agar bisa memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
“Kita mendukung Pasca minyak atsiri dikembangkan menjadi produk downstream. Kita support untuk membuat dashboar bagi mitra binaan MIND ID grup secara terkonsolidasi yang berisikan produk unggulan lokal untuk dilengkapi e-commerce masuk ke pasar digital, supaya dari kearifan lokal, menjadi kearifan nasional lalu menjadi kearifan global,” katanya.
Pj Gubernur Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin mengapresiasi langkah konkrit MIND ID Grup yang telah mendukung transformasi ekonomi di Bangka Belitung dengan mengembangkan potensi pohon sapu-sapu untuk menjadi minyak atsiri.
“Saya sangat berterima kasih atas inisiasi MIND ID program kolaborasi sehingga nanti kami akan membentuk unit pengelola. Bantuan yang diserahkan MIND ID ini tidak murah dan akan dimanfaatkan dengan baik. Agar transformasi kegiatan ekonomi masyarakat di Babel akan terlaksana dengan didorong oleh industri pertambangan,” katanya.
Ia berharap, kolaborasi ini dapat menggerakkan ekonomi di Babel. Nantinya, kata dia bantuan ini akan didistribusikan ke kabupaten/kota yang ada di Babel.
“Ini juga menjadi cara untuk mengatasi lahan kritis di Babel menjadi lahan produktif sehingga bisa memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Kami juga akan mengajak generasi milenial untuk memanfaatkan peluang,” ucapnya.
Ketua Dewan Atsiri Indonesia Irdika Mansur mengatakan program reklamasi perusahaan tidak harus selalu hijau tapi juga harus memberikan dampak ekonomi secara langsung bagi masyarakat.
“Kami sangat berbahagia dan apresiasi kepada MIND ID Grup karena mengangkat atsiri topik Pemberdayaan Masyarakat di lahan bekas tambang. Ini sangat menarik dan tentunya bisa memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat,” katanya.
Minyak atsiri kata dia memiliki pangsa pasar yang luas karena digunakan untuk berbagai industri seperti farmasi, kecantikan, dan lainnya.
“Pangsa pasarnya sangat luas karena dibutuhkan dalam berbagai industri. Masyarakat juga terlibat langsung dalam sektor ini apalagi dengan dukungan MIND ID Grup,” tandasnya (aquilaindonesia.com/real)